Candi Sambisari: Keajaiban Candi Tenggelam di Perut Bumi
Candi Sambisari: Keajaiban Candi “Tenggelam” di Perut Bumi
Candi Sambisari merupakan destinasi sejarah yang menawarkan pengalaman visual unik karena letaknya yang berada 6,5 meter di bawah permukaan tanah saat ini. Terletak di Purwomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, candi Hindu ini ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani pada tahun 1966 saat sedang mencangkul sawahnya. Karakteristik utamanya adalah lokasinya yang berada di dalam sebuah ceruk raksasa yang tertata rapi, memberikan kesan seolah-olah situs ini adalah taman rahasia yang muncul dari masa lalu setelah tertimbun material vulkanik Gunung Merapi selama berabad-abad.
Eksplorasi di Candi Sambisari memberikan perspektif yang berbeda tentang kekuatan alam; fakta bahwa seluruh kompleks ini sempat terkubur sedalam beberapa meter menjadi bukti dahsyatnya erupsi Merapi pada abad ke-11. Berbeda dengan candi lain yang menjulang tinggi di atas bukit, Sambisari justru mengajak pengunjung untuk turun menuruni tangga menuju dasar galian arkeologi. Suasana di dalam area candi terasa sangat tenang dan terlindungi dari kebisingan jalan raya karena posisi dinding tanah yang tinggi di sekelilingnya.
Arsitektur candi ini sangat bersih dan simetris, menjadikannya salah satu objek paling menarik bagi pencinta fotografi arsitektur. Sebagai bagian dari warisan Mataram Kuno, Candi Sambisari mewakili periode keemasan Hindu di Yogyakarta dengan detail ukiran yang masih sangat tajam dan terjaga. Menikmati Sambisari paling pas dilakukan saat pagi hari ketika embun masih menempel pada batuan andesit atau di sore hari saat cahaya matahari menyinari dasar kawah buatan ini secara dramatis.
Struktur dan Detail Arsitektur Candi Sambisari
1. Kompleks Candi di Dasar Ceruk (Sleman)
Keseluruhan kompleks ini dikelilingi oleh tembok batu yang membentuk persegi luas di dasar galian, memisahkan area suci dari dinding tanah di sekitarnya. Karakteristik utamanya terdiri dari satu candi induk yang menghadap ke barat dan tiga candi perwara (pendamping) yang berjejer rapi di hadapannya. Tata letak yang simetris ini menciptakan harmoni visual yang memanjakan mata, memberikan kesan keteraturan yang sangat tinggi dari arsitektur abad ke-9.
Menuruni anak tangga menuju dasar kompleks memberikan sensasi transisi waktu yang unik. Luas pelataran di dasar ceruk ini cukup lega dan ditutupi oleh rumput hijau yang terawat, kontras dengan warna abu-abu gelap dari batuan andesit candi. Pengunjung diperbolehkan berjalan melintasi pelataran ini untuk melihat secara dekat setiap bagian dari bangunan yang sempat hilang dari sejarah selama ratusan tahun ini.
2. Candi Induk dan Relief Dewa (Sleman)
Candi induk Sambisari tidak memiliki struktur stupa di puncaknya, melainkan berbentuk ramping dengan hiasan ornamen yang sangat mendetail pada setiap sisinya. Karakteristik paling menonjol adalah adanya relung-relung di dinding luar candi yang berisi arca dewa-dewi Hindu, seperti Durga Mahisasuramardini di sisi utara, Ganesha di sisi timur, dan Agastya di sisi selatan. Hebatnya, karena terkubur di bawah tanah dalam waktu lama, kualitas pahatan arca-arca ini masih sangat halus dan tidak banyak mengalami pengikisan cuaca.
Di dalam ruangan utama candi induk, terdapat Lingga dan Yoni yang merupakan simbol kesuburan dan pemujaan terhadap Dewa Siwa. Pintu masuk candi dihiasi dengan ukiran makara yang megah pada bagian pipi tangga, memberikan kesan sambutan yang berwibawa bagi siapapun yang ingin masuk. Struktur atapnya terdiri dari beberapa tingkatan kecil yang dihiasi ornamen ratna, menciptakan siluet yang anggun saat dilihat dari atas bibir ceruk.
3. Jajaran Candi Perwara (Sleman)
Di depan candi induk, terdapat tiga candi perwara yang kondisinya tidak lagi memiliki atap, hanya menyisakan bagian kaki dan sedikit tubuh candi. Karakteristik candi perwara ini adalah bagian tengahnya yang terbuka dan kosong, yang diduga dahulu digunakan sebagai tempat meletakkan sesaji atau arca dewa kendaraan (wahana) dewa utama. Meskipun tidak utuh, keberadaan ketiga candi ini sangat penting dalam menciptakan komposisi keseimbangan di dalam kompleks Sambisari.
Jajaran candi perwara ini sering menjadi objek foto favorit karena memberikan kesan reruntuhan yang estetik dengan latar belakang candi induk yang menjulang. Tekstur batuan pada candi perwara menunjukkan teknik penyambungan batu yang sangat presisi tanpa menggunakan semen, melainkan menggunakan sistem kuncian antar batu. Menjelajahi bagian dasar candi perwara memungkinkan kita melihat teknik konstruksi kuno secara lebih detail dari jarak dekat.
4. Lanskap Taman dan Dinding Galian (Sleman)
Salah satu karakteristik yang membuat Sambisari unik adalah lanskap sekitarnya yang berupa lereng rumput yang miring menuju dasar candi. Area lereng ini sering dimanfaatkan pengunjung untuk duduk bersantai sembari menikmati pemandangan candi dari sudut pandang yang lebih tinggi (high-angle). Hijau rumput di sekeliling dinding ceruk memberikan bingkai alami yang membuat warna batuan andesit candi tampak lebih mencolok dan gagah.
Pihak pengelola telah menyediakan jalur pejalan kaki di bagian atas bibir ceruk, sehingga pengunjung bisa berkeliling 360 derajat untuk melihat candi dari segala arah. Di sisi luar area galian, terdapat hamparan persawahan warga yang masih aktif, mengingatkan kita kembali pada kondisi awal saat candi ini pertama kali ditemukan. Perpaduan antara situs arkeologi yang “tenggelam” dan lanskap agraris modern menciptakan atmosfer wisata yang sangat tenang dan edukatif.
5. Ruang Informasi dan Koleksi Temuan (Sleman)
Sebelum masuk ke area candi, terdapat ruang informasi kecil yang memajang foto-foto proses penggalian dan pemugaran Candi Sambisari dari masa ke masa. Karakteristik pameran ini memberikan wawasan mendalam tentang betapa sulitnya proses membangkitkan kembali candi yang terkubur material vulkanik. Anda bisa melihat dokumentasi saat hanya ujung atap candi yang terlihat di tengah sawah hingga kompleks ini berdiri utuh seperti sekarang.
Selain foto, terdapat pula beberapa fragmen batu dan artefak kecil yang ditemukan selama proses ekskavasi yang memberikan gambaran tentang kehidupan sehari-hari di sekitar candi pada masa lampau. Fasilitas pendukung seperti toilet, musala, dan area parkir di Sambisari sangat memadai dan tertata rapi. Lokasinya yang sangat dekat dengan pusat kuliner “Kopi Klotok” dan bandara menjadikannya destinasi yang sangat strategis untuk dikunjungi di sela-sela agenda perjalanan Anda.
Candi Sambisari adalah bukti nyata dari ketangguhan sejarah yang mampu muncul kembali setelah tertimbun oleh amukan alam. Karakter uniknya sebagai candi di bawah permukaan tanah memberikan pengalaman yang tidak akan ditemukan di situs-situs populer lainnya di Yogyakarta. Keindahan arsitekturnya yang simetris dan suasana sunyi di dasar ceruk menjadikan kunjungan ke Sambisari sebagai momen kontemplatif yang mengesankan bagi pecinta wisata budaya di wilayah Yogyakarta.
Daftar Candi di Jogja selain Candi Sambisari
Berikut adalah daftar candi di Sleman Yogyakarta selain Candi Sambisari yang bisa teman teman kunjungi saat berlibur di Sleman Yogyakarta: