Candi Sewu: Kompleks Buddha Terbesar Kedua di Indonesia
Wisata Jogja ·

Candi Sewu: Kompleks Buddha Terbesar Kedua di Indonesia

Candi Sewu: Keanggunan Kompleks Buddha Terbesar di Lembah Prambanan

Candi Sewu merupakan kompleks percandian Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Borobudur, yang dibangun pada abad ke-8 masehi. Terletak hanya sekitar 800 meter di sebelah utara Candi Prambanan, situs ini memiliki karakteristik yang unik karena menunjukkan adanya harmoni dan toleransi beragama yang tinggi pada masa Mataram Kuno. Meskipun namanya berarti “seribu”, secara faktual kompleks ini terdiri dari 249 bangunan candi yang tersusun secara sistematis dan simetris dalam pola mandala yang sempurna.

Karakteristik visual Candi Sewu ditandai dengan ukurannya yang luas dan struktur candi utama yang dikelilingi oleh ratusan candi perwara yang berbaris rapi dalam empat baris konsentris. Sebagai pusat kegiatan keagamaan Buddha di masanya, Sewu menawarkan suasana yang lebih tenang dan sakral jika dibandingkan dengan hiruk pikuk di area utama Prambanan. Udara di sini terasa lebih lapang karena kawasannya yang luas dan terbuka, memberikan ruang bagi pengunjung untuk mengagumi detail arsitektur tanpa merasa sesak oleh kerumunan wisatawan.

Eksplorasi di Candi Sewu memberikan gambaran mendalam tentang kemajuan seni rupa dan teknik sipil dari Dinasti Syailendra. Bangunan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran spiritual. Dengan latar belakang langit biru dan pepohonan hijau yang mengelilingi situs, Candi Sewu menjadi salah satu destinasi paling fotogenik di Yogyakarta yang menggabungkan kemegahan batu andesit dengan kedamaian filosofi Buddhisme.

Detail Struktur dan Karakteristik Candi Sewu

1. Sepasang Penjaga Dwarapala (Sleman)

Di setiap pintu masuk menuju pelataran utama Candi Sewu, Anda akan disambut oleh sepasang patung Dwarapala berukuran raksasa yang masih dalam kondisi sangat utuh. Karakteristik Dwarapala di Sewu adalah sosok raksasa yang berlutut dengan satu kaki, memegang gada di tangan kanan, dan memiliki ekspresi wajah yang tegas namun tidak menyeramkan. Patung-patung ini berfungsi secara simbolis sebagai pelindung kawasan suci dari energi negatif atau roh jahat yang ingin masuk.

Keberadaan Dwarapala ini menjadi ciri khas yang membedakan kompleks Buddha ini dengan candi-candi sekitarnya. Ukurannya yang besar memberikan skala kemegahan situs ini bahkan sebelum Anda melangkah ke area candi utama. Bagi para pencinta fotografi, berdiri di antara dua Dwarapala ini merupakan salah satu titik pengambilan gambar yang paling ikonik untuk menunjukkan perbandingan skala manusia dengan kemegahan karya masa lalu.

2. Candi Utama dan Ruang Meditasi (Sleman)

Candi utama di pusat kompleks memiliki bentuk poligon atau segi banyak yang unik dengan tinggi mencapai sekitar 30 meter. Karakteristik bangunan utamanya memiliki satu ruangan besar di tengah dan empat ruangan kecil yang menonjol ke empat arah mata angin, menciptakan siluet yang menyerupai bunga teratai atau mandala jika dilihat dari atas. Di dalam ruangan-ruangan ini dahulu diletakkan arca-arca Buddha, meskipun saat ini sebagian besar ruangan tersebut sudah dalam kondisi kosong untuk alasan keamanan.

Struktur atap candi utama dihiasi dengan stupa-stupa kecil yang ramping dan tersusun bertingkat, memberikan kesan elegan yang memanjang ke atas. Dinding-dinding luar candi dipenuhi dengan relief dewa-dewi dan ornamen tumbuhan yang dipahat secara mendalam dan halus. Berada di dalam lorong candi utama memberikan suasana yang sangat dingin dan lembap, menciptakan atmosfer yang sangat mendukung untuk melakukan kontemplasi atau sekadar merenungi keheningan.

3. Labirin Candi Perwara dan Stupa (Sleman)

Salah satu daya tarik visual terkuat dari Sewu adalah 240 candi perwara yang mengelilingi struktur inti dalam formasi barisan yang rapat. Karakteristik perwara di sini memiliki bentuk yang beragam, namun sebagian besar memiliki atap stupa yang menjadi penanda kuat identitas Buddha. Berjalan di antara barisan candi perwara ini memberikan sensasi seolah sedang berada di dalam labirin batu kuno yang tidak ada habisnya.

Meskipun banyak candi perwara yang masih dalam proses pemugaran atau berupa tumpukan batu, susunannya yang rapi tetap memberikan gambaran tentang besarnya ambisi pembangunan situs ini di abad ke-8. Di beberapa titik, Anda dapat menemukan relief-relief unik pada kaki candi perwara yang menggambarkan motif flora yang sangat cantik. Area ini sangat luas, sehingga disarankan untuk menggunakan jasa sepeda keliling yang tersedia di area taman wisata agar dapat menjangkau seluruh sudut pelataran dengan lebih efisien.

4. Pemandangan Transisi Prambanan-Sewu (Sleman)

Karena letaknya yang sangat dekat dengan kompleks Hindu Prambanan, terdapat jalur penghubung yang sangat asri bagi pejalan kaki maupun pengguna sepeda. Karakteristik jalur ini melewati beberapa situs perantara seperti Candi Lumbung dan Candi Bubrah, memberikan narasi sejarah yang bersambung tentang perkembangan spiritual di lembah ini. Berjalan dari Prambanan menuju Sewu memungkinkan Anda merasakan perubahan energi arsitektur, dari yang serba runcing dan menjulang (Hindu) menjadi lebih membulat dan tenang (Buddha).

Pemandangan dari kejauhan memperlihatkan bagaimana Sewu tampak seperti sebuah kota batu yang berdiri tegak di tengah padang rumput yang luas. Pada pagi hari atau sore hari, pencahayaan di area ini sangat dramatis karena tidak banyak bangunan tinggi di sekitarnya yang menghalangi sinar matahari. Perpaduan antara reruntuhan batu andesit gelap dengan hijaunya taman di sekelilingnya menciptakan harmoni warna yang sangat menenangkan mata.

5. Detail Relief dan Arsitektur Klasik (Sleman)

Relief pada Candi Sewu menonjolkan kehalusan gaya seni rupa klasik Jawa Tengah yang sering kali menampilkan motif-motif bunga dan pola geometris yang rumit. Karakteristik pahatannya tidak sebercerita Ramayana di Prambanan, melainkan lebih fokus pada simbolisme keagamaan dan dekorasi yang mempercantik struktur bangunan. Anda bisa melihat motif Kala di atas pintu masuk yang memiliki detail ukiran sangat halus, berfungsi sebagai penolak bala bagi siapa saja yang masuk.

Penggunaan batu andesit yang sangat keras menunjukkan keahlian luar biasa para pengukir masa itu dalam menciptakan ornamen yang bertahan selama lebih dari seribu tahun. Setiap sudut bangunan diperhitungkan secara matematis untuk menciptakan simetri yang sempurna. Mengamati detail-detail kecil seperti pola ukiran pada singgasana arca atau bingkai relief akan membuat kita menyadari bahwa setiap inci dari candi ini dibangun dengan penuh dedikasi dan ketelitian tinggi.

Candi Sewu adalah destinasi wisata budaya dijogja yang menawarkan kemegahan spiritual dalam suasana yang sangat damai, menjadikannya penutup yang sempurna setelah mengunjungi Prambanan. Karakter kompleksnya yang luas dengan ratusan stupa dan penjaga raksasa Dwarapala memberikan pengalaman arkeologi yang mendalam tentang kejayaan masa lalu. Berada di sini berarti menyaksikan langsung salah satu warisan dunia yang paling tenang namun tetap memancarkan aura keagungan yang tak terbantahkan.

Daftar Candi di Jogja selain Candi Sewu

Berikut adalah Destinasi Wisata candi Jogja selain Candi Sewu yang bisa teman teman kunjungi saat berlibur di Sleman Yogyakarta: