Daftar Lengkap Candi di Yogyakarta Berdasarkan Wilayah
Menelusuri Jejak Peradaban:
Menelusuri Akar Tradisi: Daftar Candi di Yogyakarta Berdasarkan Urutan Wilayah
Yogyakarta merupakan rumah bagi puluhan situs candi yang menjadi bukti kejayaan peradaban Mataram Kuno antara abad ke-8 hingga ke-10 masehi. Lanskap wilayah ini, terutama di sisi timur dan utara, didominasi oleh struktur batuan andesit yang berfungsi sebagai tempat pemujaan sekaligus simbol kosmologi masyarakat masa lampau. Karakteristik candi di Yogyakarta umumnya terbagi menjadi dua corak utama, yakni candi Hindu yang ramping dan menjulang, serta candi Buddha yang lebih melebar dengan stupa sebagai ciri khas utamanya.
Keberadaan candi-candi ini tersebar di berbagai medan, mulai dari dataran rendah yang subur hingga puncak bukit karst yang gersang. Menariknya, penemuan situs-situs ini sering kali terjadi secara tidak sengaja oleh warga lokal, karena banyak bangunan yang sempat tertimbun material vulkanik Gunung Merapi selama berabad-abad. Menjelajahi candi secara berurutan berdasarkan wilayah akan memudahkan Anda memahami bagaimana pusat pemerintahan dan spiritualitas bergeser seiring waktu di provinsi ini.
Daftar berikut disusun secara urut berdasarkan letak geografis dan kedekatan lokasi antar situs, dimulai dari kawasan timur yang paling padat situs sejarahnya hingga ke area utara yang mendekati kaki gunung. Dengan mengikuti urutan ini, Anda dapat melakukan perjalanan lintas waktu yang efisien tanpa harus bolak-balik antar kabupaten.
Urutan Destinasi Candi di Wilayah Yogyakarta
1. Candi Prambanan (Sleman - Perbatasan Klaten)
Prambanan merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang didedikasikan untuk Trimurti: Brahma, Wisnu, dan Siwa. Karakteristik bangunannya sangat megah dengan menara utama setinggi 47 meter yang melambangkan Gunung Mahameru dalam kosmologi Hindu. Relief yang dipahat pada dinding candi mengisahkan epik Ramayana dan Krishnayana yang sangat mendetail dan halus.
Kompleks ini berada tepat di pinggir jalan raya utama Jogja-Solo, menjadikannya gerbang pertama dalam penelusuran candi di sisi timur. Area ini sangat luas dan mencakup beberapa candi lain di dalam satu taman wisata, seperti Candi Lumbung, Bubrah, dan Sewu. Disarankan menggunakan sepeda atau kereta keliling jika ingin mengeksplorasi seluruh sudut kompleks tanpa terlalu lelah.
2. Candi Sewu (Sleman)
Terletak masih di dalam satu kawasan dengan Prambanan, Candi Sewu merupakan kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Borobudur. Namanya berarti “seribu”, merujuk pada banyaknya candi perwara kecil yang mengelilingi satu candi utama yang besar. Karakter arsitekturnya menunjukkan akulturasi dan toleransi yang tinggi, karena letaknya yang berdampingan dengan candi Hindu Prambanan.
Candi ini memiliki sepasang patung Dwarapala (raksasa penjaga) berukuran besar di setiap pintu masuknya yang masih berdiri tegak. Suasana di sini biasanya jauh lebih tenang dan privat dibandingkan Prambanan, sehingga Anda bisa lebih leluasa mengamati detail stupa dan struktur batuannya. Lokasi ini paling cantik dinikmati saat matahari sore mulai memberikan rona kuning keemasan pada batuan andesitnya.
3. Candi Plaosan (Sleman - Perbatasan Klaten)
Hanya berjarak sekitar satu kilometer ke arah timur dari kompleks Prambanan, Candi Plaosan dikenal karena memiliki karakter “Candi Kembar” dengan dua bangunan utama yang serupa. Candi ini unik karena memadukan unsur Hindu dan Buddha dalam satu kompleks, yang konon dibangun sebagai simbol cinta antara raja beragama Hindu dan ratu beragama Buddha. Detail relief di sini dianggap sebagai salah satu yang tercantik karena menggambarkan sosok-sosok manusia secara sangat proporsional.
Area di sekitar candi dikelilingi oleh hamparan sawah yang hijau, memberikan kesan pedesaan yang sangat asri. Pada pagi hari, Anda bisa melihat para petani beraktivitas dengan latar belakang candi yang megah, menciptakan perpaduan visual budaya dan alam yang sempurna. Karena letaknya yang agak masuk ke pemukiman, suasana di Plaosan terasa sangat syahdu dan jauh dari kebisingan jalan raya.
4. Candi Sojiwan (Sleman)
Berada di sebelah selatan kompleks Prambanan, Candi Sojiwan merupakan candi Buddha yang baru saja selesai dipugar secara total. Karakteristik paling menonjol dari candi ini adalah relief fabel atau cerita hewan (Jataka) yang terpahat pada kaki candi, yang mengandung pesan-pesan moral dan budi pekerti. Bangunannya memiliki atap berbentuk stupa yang ramping, memberikan kesan elegan namun tetap kokoh.
Lingkungan candi ini sangat bersih dengan taman yang tertata rapi di tengah pemukiman penduduk desa. Anda bisa menemukan relief kura-kura yang dikeroyok angsa atau singa yang dikelabui banteng sebagai media edukasi dan wisata budaya di Yogyakarta bagi anak-anak. Akses menuju lokasi ini sangat mudah namun memerlukan ketelitian karena berada di antara lorong-lorong desa.
5. Candi Ratu Boko (Sleman)
Situs ini sebenarnya lebih tepat disebut sebagai kompleks istana atau kraton kuno karena memiliki gerbang megah, lantai dasar bangunan kayu, dan kolam pemandian, bukan sekadar tempat pemujaan. Karakteristiknya adalah lokasinya yang berada di atas bukit karst dengan pemandangan langsung ke arah Candi Prambanan dan Gunung Merapi di kejauhan. Arsitektur gerbangnya yang ikonik sering kali dianggap sebagai pintu masuk ke dimensi masa lalu.
Ratu Boko adalah tempat paling prestisius untuk menyaksikan matahari terbenam di Yogyakarta karena posisi gerbangnya yang searah dengan ufuk barat. Di sini juga terdapat sebuah gua kecil dan struktur “Candi Pembakaran” yang unik di sisi utara. Karena lokasinya yang luas dan menanjak, pastikan kondisi fisik Anda prima untuk menyusuri seluruh area pelataran batuan ini.
6. Candi Ijo (Sleman)
Melanjutkan perjalanan naik ke atas bukit dari Ratu Boko, Anda akan sampai di Candi Ijo, situs candi tertinggi di Yogyakarta. Candi Hindu ini terdiri dari satu candi induk dan tiga candi perwara yang tersusun rapi di atas teras-teras bukit. Karakteristik lokasinya memberikan keleluasaan pandangan ke arah lembah di bawahnya, termasuk landasan pacu bandara yang tampak dari kejauhan.
Batu-batuan di Candi Ijo cenderung memiliki warna yang lebih cerah karena paparan sinar matahari yang intens di puncak bukit. Karena tidak memiliki banyak pohon peneduh di area utamanya, disarankan berkunjung setelah pukul 15.00 WIB untuk menghindari panas yang menyengat. Pemandangan lampu-lampu kota yang mulai menyala di sore hari dari teras candi ini memberikan kesan budaya yang magis dan tenang.
7. Candi Sambisari (Sleman)
Bergeser ke arah barat menuju pusat kota, Anda akan menemukan Candi Sambisari yang memiliki karakter sangat unik karena letaknya berada di bawah permukaan tanah sedalam 6,5 meter. Candi Hindu ini baru ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani dan harus digali dari timbunan pasir vulkanik Gunung Merapi. Posisinya yang “tenggelam” di dalam sebuah ceruk besar membuatnya tampak seperti sebuah taman rahasia di tengah pemukiman warga.
Tembok batu yang mengelilingi kompleks ini memberikan perlindungan dari angin, menciptakan suasana yang sunyi di dalam area candi. Candi utamanya memiliki pintu masuk yang dihiasi oleh relief Dewa Mahakala dan Nandiswara yang masih sangat utuh. Menuruni tangga menuju dasar candi memberikan sensasi seolah-olah Anda masuk ke dalam penggalian arkeologi yang aktif.
8. Candi Kalasan (Sleman)
Terletak tidak jauh dari jalan raya Jogja-Solo, Candi Kalasan merupakan candi Buddha tertua di Yogyakarta yang didedikasikan untuk Dewi Tara. Karakter khas dari candi ini adalah penggunaan lapisan “Bajralepa”, sejenis semen kuno dari bahan alami yang membuat permukaan batu candi tampak halus dan terlindungi dari lumut. Ornamen ukirannya dianggap sebagai puncak pencapaian seni rupa masa Mataram Kuno karena kerumitannya yang luar biasa.
Meskipun bagian atas candi sudah banyak yang hilang, sisa-sisa ukiran di bagian kaki dan tubuh candi masih sangat memukau untuk diamati dari dekat. Lokasinya berada di tengah keramaian pasar dan pemukiman, memberikan kontras visual antara peninggalan megah abad ke-8 dengan kehidupan modern. Candi ini merupakan perhentian yang efisien karena posisinya yang searah dengan jalur pulang menuju pusat kota.
9. Candi Sari (Sleman)
Hanya berjarak sekitar 500 meter dari Candi Kalasan, Candi Sari memiliki bentuk bangunan yang unik menyerupai asrama atau tempat tinggal para biksu. Candi ini memiliki dua lantai dengan jendela-jendela batu yang memberikan kesan seperti bangunan rumah, bukan hanya monumen pemujaan. Karakter arsitekturnya ramping dan memanjang ke atas dengan banyak hiasan arca Bodhisatwa di bagian dinding luarnya.
Di dalam candi, Anda bisa melihat sekat-sekat ruangan yang dahulu digunakan sebagai tempat belajar dan meditasi. Lokasinya berada di tengah perkampungan yang padat namun tetap memiliki halaman rumput yang bersih untuk bersantai. Keunikan bentuknya yang “bertingkat” menjadikan Candi Sari salah satu objek arsitektur yang paling menarik bagi mahasiswa arkeologi maupun wisatawan umum.
Daftar candi di atas menggambarkan persebaran warisan budaya Yogyakarta yang terkonsentrasi di sisi timur, membentuk sebuah jalur wisata sejarah yang sistematis. Dimulai dari kemegahan Prambanan hingga situs unik yang tersembunyi di bawah tanah seperti Sambisari, setiap destinasi menawarkan wawasan tentang kemajuan teknik bangunan dan kedalaman filosofi spiritual masa lampau. Menjelajahi candi berdasarkan urutan lokasi ini tidak hanya menghemat waktu perjalanan, tetapi juga memberikan gambaran utuh tentang lanskap sejarah Mataram Kuno di Yogyakarta.
Tips Praktis untuk Menjelajahi Candi di Yogyakarta
Untuk teman teman yang tidak ingin repot mengurusi itenerary, penginapan dan transportasi, menggunakan paket tour jogja dari agen wisata terpercaya. sangat disarankan. Dengan begitu, Anda tidak perlu khawatir tentang transportasi, tiket masuk, hingga jadwal operasional setiap destinasi. Selain itu, teman teman juga akan didampingi oleh pemandu lokal yang ahli dalam menggali cerita di balik setiap bangunan bersejarah.